Kamis, 25 Oktober 2012

SENAM OTAK UTK SISWA SMABHAONE


Senam Otak Pagi Hari
Banyak cara dilakukan untuk dapat membuat awal hari menjadi bersemangat, salah satunya dengan latihan otak sederhana di pagi hari. Berolahraga otak di pagi hari dapat membantu Anda merasa lebih siap menghadapi hari dan juga meningkatkan energi dan kegembiraan.

Latihan otak beberapa menit sebelum keluar kamar tidur untuk mandi atau saat berdandan dapat membangun pikiran dan indera Anda untuk siap menjalani aktivitas dan rutinitas sepanjang hari. Latihan tersebut bisa berupa latihan fisik, mental atau kombinasi keduanya.

Dilansir Livestrong, berikut beberapa latihan otak sederhana yang dapat dilakukan di pagi hari:

1. Bernyanyi sambil melakukan aktivitas lain
Bernyanyi atau bersenandung saat Anda sedang berpakaian atau menyiapkan sarapan dapat menjadi latihan yang merangsang otak 'bangun' di pagi hari.

Latihan ini dapat meningkatkan jumlah dendrit atau garis sel saraf di otak yang memungkinkan otak untuk berfungsi, sehingga mengaktifkan lebih dari satu fungsi sensor yang dapat merangsang aktivitas otak.

2. Ubah rutinitas
Menurut Lawrence Katz, profesor Neurobiologi di Duke University Medical Center, mengubah rutinitas dan cara-cara hidup baru dapat mengaktifkan koneksi otak yang sebelumnya tidak aktif.

Latihan yang bisa dilakukan misalnya, bila Anda selalu menuju kamar mandi saat bangun tidur ubah menjadi minum kopi dulu, sikat gigi sebelum berpakaian atau mencoba menu sarapan baru yang belum pernah sebelumnya.

3. Olahraga Sederahana
Latihan fisik dapat meningkatkan kesehatan otak, karena dapat meningkatkan aliran darah ke otak. Lakukan olahraga sederhana, misalnya peregangan, yoga, bersepeda, jogging atau jalan santai.

Menurut Stanford Center on Longevity and the Max Planck Institute for Human Development, latihan fisik dapat meningkatkan perhatian, penalaran dan memori.

4. Latihan sensasi
Libatkan otak dengan gerakan setelah bangun dan sebelum Anda keluar dari tempat tidur. Mulai dari kaki, gerakkan jari, kontraksi otot betis dan kemudian kencangkan lutut.

Fokus pada bagaimana otot-otot merasa saat Anda bergerak. Gerakan tubuh akan menginstruksikan otak untuk fokus pada berbagai bagian tubuh sampai mencapai wajah. Mengencangkan bibir, mengerutkan hidung dan kemudian mengangkat alis dapat merangsang otak dan organ internal.


Tes Otak Kanan dan Otak Kiri
Seseorang yang ‘hebat’ secara akademis, pada umumnya sangat kuat dalam logika, kata, daftar, angka, linieritas, analisis, dan sejenisnya. Menurut Tony Buzan (Use Your Head: 1993): hasil aktivitas otak kiri manusia.
Adapun otak kanan lebih berkaitan menangani irama, imajinasi, warna, angan-angan, kesadaran ruang, gambaran menyeluruh dan dimensi. Belakangan berkumandang anjuran, jangan hanya memanfaatkan otak kiri, otak kanan juga dong.
Konon, para ilmuwan hebat memanfaatkan otak kiri. Para seniman kuat di otak kanan. Mana tahu, Sampeyan hebat memanfaatkan otak kiri, canggih membedayakan otak kiri. Piawai menghitung fulus fasih berimajinasi.
Setiap manusia memiliki kecenderungannya masing2 dalam penggunaan otak kanan atau otak kiri, baik sadar ataupun dibawah sadarnya. Hal ini bergantung pada banyak faktor yang mempengaruhinya sejak masih kecil bahkan sejak dalam kandungan. Kecenderungan berpikir dengan otak kanan ataupun kiri merupakan hasil dari suatu proses yang sangat panjang dan yang tak boleh kita lupakan adalah kecenderungan ini adalah suatu berkah ciptaan Allah, Sang Maha Pencipta.
Dikarenakan kedua kecenderungan berpikir ini, baik dengan otak kanan maupun dengan otak kiri merupakan ciptaan Allah, maka ada baiknya kita masing2 membuka diri untuk menyelami dan menghayati keperbedaan ini, dengan sikap yang positif.
Untuk memahami fungsi otak kita, saya coba uraikan sebagai berikut:
Otak kanan — KREATIF — Bentuk, Intuisi, Lagu &musik, Warna warni, Simbol, Gambar, Imajinasi, Menghayal, Ingatan jangka panjang.
Otak kiri – ANALITIK — Bahasa verbal, Matematika, Logika, Angka2, Urutan2, Penilaian, Analisis, Linier, Ingatan jangka pendek.
Dari penjabaran di atas, kita dapat simpulkan betapa perbedaan “bahasa” diantara kedua sisi otak kita adalah tidak sama. Seorang yang memilih jurusan, profesi atau pekerjaan berdasarkan kemampuan otaknya dalam mencerna “bahasa” pikiran, tentunya telah terbiasa menggunakan bagian otaknya (kanan atau kiri) sehingga bagian tersebut lebih banyak berperan dalam kehidupannya sehari-hari. Sehingga adalah kurang tepat, bila serta merta seorang seniman musik dipaksakan bekerja untuk menghitung angka2, rumus2 dan analisa. Demikian juga sebaliknya, adalah kurang tepat bila serta merta seorang financial analisis dipaksakan bekerja untuk hal2 yang bebahasa symbol, imajinasi dan gambar abstrak.
Selayaknya kita menganggap kecenderungan ini bukan sebagai suatu kelemahan, tapi justru menjadi suatu kelebihan pada tiap individu. Kelebihan yang bila diolah dengan baik akan menghasilkan KEKUATAN dalam diri individu itu sendiri.
Bayangkan bila kedua kekuatan ini dapat digunakan secara adil, seimbang dan harmonis dalam suatu frame kehidupan atau kemitraan, akan menjadi suatu kekuatan yang luar biasa, karena tentunya bisa saling mengisi dan saling melengkapi. Penyeimbangan antar kedua fungsi otak kanan dan kiri inilah yang akan memberikan kontribusi pemikiran yang lebih baik daripada pemikiran yang hanya condong pada satu sisi otak saja. Namun sebagai individu yang berbeda, tentunya kendala2 pemahaman “bahasa otak” akan sedikit mengalami adaptasi, dan hal ini dapat diatasi bila kedua pihak saling bertoleransi dan berpikiran positif.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar